Plastikini sangat cocok untuk atap solar dryer ataupun grenhouse. Jika anda membutuhkan plastik UV silahkan hub : 085233925564 / 081232584950 / 087702821277. Klik DISINI untuk info harga plastik UV terupdate.
HomePertukanganTenaga SuryaSolar CablesAtur jumlah dan catatanSolar Dome Pengering Makanan Solar Dryer DomeKondisi BaruWaktu Preorder 30 HariMin. Pemesanan 1 BuahEtalase MesinSolar Dryer Domepengeringan tanpa mesin, tidak boros listrikSuhu sangat panas cocok untuk mempercepat Polycarbonatekonsultasi bisa chatterimakasihAda masalah dengan produk ini?ULASAN PEMBELI
Penggunaanteknologi Solar Dryer Dome dianggap solusi masalah pengeringan. Penggunaan teknologi Solar Dryer Dome dianggap solusi masalah pengeringan. REPUBLIKA.ID; REPUBLIKA TV; GERAI; IHRAM; Thursday, 28 Sya'ban 1443 / 31 March 2022. Menu. HOME; NEWS Politik; Hukum; Pendidikan; Umum; News Analysis
Saat ini PT Impack Pratama Industri sudah berkolaborasi bersama Covestro akan memproduksi dan menyediakan media Solar Dryer Dome jadi salah satu solusi manajemen selepas pasca-panen ke semua petani Indonesia. Dimana Solar Dryer Dome merupakan alat pengering yang menjadi produk hortikultura kala dibangun memakai lembar polikarbonat yang didalamnya dilapisi material penyaring memakai sinar ultraviolet. Sugiarto Romeli selaku PC Unit Head dari PT Impack Pratama Industri Tbk, mengutarakan kalau Impack Pratama memang bertindak jadi pemasar dan juga produsen material lembar polikarbonat kala dipakai di sistem Solar Dryer Dome. Solar Dryer Dome merupakan salah satu program dari Covestro, salah satu produsen plastik dari Jerman kala dulu namanya Bayer MaterialScience dan merupakan salah satu pemasok utama dari bahan baku pembuatan Impack Pratama. “Sejauh ini Solar Dryer Dome diperkenalkan pertama di Kendal, Jawa Tengah. Dimana penduduk desa memakainya dalam mengeringkan semua hasil tani semisal pisang, cabai, serta bawang merah,” ungkap Sugiarto. Fasilitas yang disediakan di Kendal merupakan Solar Dryer Dome yang ketiga yang di perkenalkan di Indonesia. Covestro memang dalam sebelumnya sudah membangun 2 purwarupa yakni alat pengeringan rumput laut yang ada di Alor, NTT serta juga alat pengeringan cabai yang di luncurkan di Lombok, NTB. Sugiarto memberikan kabar kalau Impack Pratama bersama Covestro akan mendistribusikan sebanyak 50 unit Solar Dryer Dome dalam tahun 2017, harganya dilansir sekitar US$ Rp80 juta tiap unitnya.
Solardryer adalah alat alternatif metode hasil produksi pertanian lebih hemat energi. Solar Dryer ini adalah hasil penelitian dari Dr. Serm Janjai, peneliti dari Silpakorn University - Thailand. Solar dryer dome ini sendiri memiliki bentuk seperti kubah dengan inkubator ruangan yang tertutup seperti green house, dan dilihat sekilas mirip dengan solar tunnel.
Solar dryer dome. Sumber FotoHumas Ditjen Hortikultura AGRONET - Pengeringan banyak dilakukan pada olahan pertanian semisal produk hortikultura dengan cara mengurangi kandungan air. Tujuannya agar daya tahan produk hortikultura dapat terjaga lebih lama dengan kualitas yang umumnya petani maupun pelaku usaha pengolahan hasil hortikultura di Indonesia melakukan pengeringan mengandalkan sinar matahari. Meskipun metode ini murah namun produk yang dikeringkan seringkali mengalami kerusakan besar yang disebabkan oleh hujan, serangga, burung, dan terletak di garis khatulistiwa dengan radiasi matahari yang berlimpah sepanjang tahun. Penggunaan teknologi pengeringan matahari solar dryer dome dianggap sebagai solusi yang menjanjikan untuk masalah pengeringan. Di bawah Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo SYL, Kementerian Pertanian Kementan selalu berusaha merancang program yang berpihak kepada petani. Di mulai dari sisi hulu, pendampingan budidaya, hingga pascapanen. BERITA TERKAIT Tercatat sejak 2019, Kementan memfasilitasi bangunan pengering solar dryer dome kepada pelaku usaha pengolahan yang selama ini masih menggunakan metode pengeringan tradisional, seperti pengeringan di lahan kosong, maupun di pinggir jalan dekat hunian petani. Tujuan pemberian bantuan ini supaya pelaku olahan hortikultura tidak lagi menghadapi tantangan kontaminasi dari debu, air hujan dan cahaya ultraviolet pada hasil olahannya. Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura, Bambang Sugiharto mengingatkan petani dalam menghasilkan produk yang kering perlu menjaga kualitas dan higienitas produk.“Bantuan bangunan pengering tenaga matahari ini akan terus digenjot agar para petani/pelaku usaha hortikultura dapat menghasilkan produk yang berkualitas dan dapat dijual sampai ke luar negeri,” ujar Bambang. Dalam webinar Teknologi Pengolahan Hasil Hortikultura Sistem Pengeringan Dengan Tenaga Matahari Solar Dryer Dome yang dilaksanakan beberapa waktu lalu, Ditjen Hortikultura mengenalkan solar dryer dome berikut pemanfaatannya kepada para petani maupun pelaku usaha hortikultura. “Solar dryer dome merupakan pengeringan menggunakan tenaga matahari, bukan dengan tenaga listrik. Sistem pengeringannya menggunakan bahan polycarbonate yang mampu bertahan 10 hingga 30 tahun. Solar dryer dome ini sangat membantu petani / pelaku usaha karena proses pengeringannya lebih mudah,” ujar salah satu narasumber, Mentari kata Mentari, disarankan untuk memasukkan produk ke dalam dome di pagi hari kemudian sinar matahari akan masuk dan terserap panasnya ke dalam dome. Lantai dome terbuat dari beton/semen sehingga suhu panasnya merata dan tidak bocor. “Keuntungan menggunakan dome dibanding pengeringan tradisional adalah pengeringan menjadi dua kali lebih cepat. Selain itu pada saat malam hari petani tidak perlu mengeluarkan produknya dari dome, produk menjadi lebih hygiene dan terhindar dari serangga,” lanjutnya. Petani hortikultura asal Karangasem Bali, Mandi, menceritakan pengalamannya melakukan pengeringan menggunakan solar dryer dome. “Pengeringan dengan solar dryer dome sangat membantu sekali dalam mengeringkan cabai Bali. Saya panen waktu mendung dan langsung dimasukkan ke dalam solar dryer dome, hasilnya cabai kering sampai bagian dalam, cabai tidak berjamur dan warna masih merah,” ujar Pak Mandi. Narasumber lain, Lisda S Damanik, menuturkan petani Bali, Mandi, sangat senang terbantu dengan prasarana ini. “Dulunya beliau membutuhkan waktu 7-10 hari untuk mengeringkan cabai, itu pun ada yang busuk dan terbuang. Setelah menggunakan solar dryer dome pengeringan hanya butuh waktu kurang dari 5 hari dan dengan tingkat kekeringan 90-100%. Hasilnya bisa dimanfaatkan karena semua tidak ada yang busuk maupun terbuang," juga menekankan bahwa polycarbonate ada solar dryer dome ini sangat berperan penting untuk menjaga mutu hasil hortikultura yang dikeringkan. Keunggulan solar dryer home ini umur produk lebih lama, aroma produk tetap kuat, rasa produk tidak hilang dan yang paling penting mutu webinar ini memberikan banyak apresiasi kepada panitia penyelenggara, mulai dari petani, pelaku usaha hingga pakar akademisi. “Sebagai pelaku dan sedang merintis usaha pengolahan hortikultura, kegiatan ini sangat bermanfaat agar kita sebagai pelaku UMKM dalam mengeringkan hasil hortikultura tidak bergantung pada energi listrik. Kegiatan ini sangat menunjang aktivitas kami, semoga nanti ada kegiatan-kegiatan seperti ini berikutnya dan saya bisa bergantung,” ujar Dosen STIP-YAPI Bone, Andi. Sebagai penutup acara, Koordinator Pengolahan Hasil Hortikultura, Diah Ismayaningrum, menekankan kepada para peserta webinar untuk selalu mengupayakan produk yang dihasilkan dalam keadaaan hygiene sewaktu melakukan pengeringan produk. “Sangat dianjurkan sekali agar mengeringkan dengan menggunakan solar dryer dome supaya bapak/ibu tidak perlu lagi menjemur hasil olahannya di lantai. Sesuai dengan kaidah Good Manufacturing Practices GMP bahwa dalam pengolahan produk hasil hortikultura harus food grade dan aman dikonsumsi sehingga ketika hasil panen tersebut diolah rasanya tidak banyak berubah dan warna tetap terlihat bagus,” ujar Diah. 139
Penggunaanteknologi Solar Dryer Dome dianggap solusi masalah pengeringan. Penggunaan teknologi Solar Dryer Dome dianggap solusi masalah pengeringan. REPUBLIKA.ID; REPUBLIKA TV; GERAI; IHRAM; Friday, 18 Zulqaidah 1443 / 17 June 2022. Menu. HOME; IQRA Kajian Alquran; Doa; Hadist; Khutbah Jumat
JAKARTA - Pengeringan banyak dilakukan pada olahan pertanian semisal produk hortikultura dengan cara mengurangi kandungan air. Tujuannya agar daya tahan produk hortikultura dapat terjaga lebih lama dengan kualitas yang baik. Pada umumnya petani maupun pelaku usaha pengolahan hasil hortikultura di Indonesia melakukan pengeringan mengandalkan sinar matahari. Meskipun metode ini murah namun produk yang dikeringkan seringkali mengalami kerusakan besar yang disebabkan oleh hujan, serangga, burung dan jamur. Indonesia terletak di garis khatulistiwa dengan radiasi matahari yang berlimpah sepanjang tahun. Penggunaan teknologi pengeringan matahari solar dryer dome dianggap sebagai solusi yang menjanjikan untuk masalah pengeringan. Di bawah Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo SYL, Kementerian Pertanian Kementan selalu berusaha merancang program yang berpihak kepada petani. Di mulai dari sisi hulu, pendampingan budidaya hingga pascapanen. Tercatat sejak 2019, Kementan memfasilitasi bangunan pengering solar dryer dome kepada pelaku usaha pengolahan yang selama ini masih menggunakan metode pengeringan tradisional, seperti pengeringan di lahan kosong, maupun di pinggir jalan dekat hunian petani. Tujuan pemberian bantuan ini supaya pelaku olahan hortikultura tidak lagi menghadapi tantangan kontaminasi dari debu, air hujan dan cahaya ultraviolet pada hasil olahannya. Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura, Bambang Sugiharto mengingatkan petani dalam menghasilkan produk yang kering perlu menjaga kualitas dan higienitas produk. “Bantuan bangunan pengering tenaga matahari ini akan terus digenjot agar para petani/pelaku usaha hortikultura dapat menghasilkan produk yang berkualitas dan dapat dijual sampai ke luar negeri,” ujar Bambang. Dalam webinar Teknologi Pengolahan Hasil Hortikultura Sistem Pengeringan Dengan Tenaga Matahari Solar Dryer Dome yang dilaksanakan beberapa waktu lalu. Ditjen Hortikultura mengenalkan solar dryer dome berikut pemanfaatannya kepada para petani maupun pelaku usaha hortikultura. Dalam webinar ini Mentari Sanda menjelaskan, solar dryer dome merupakan pengeringan menggunakan tenaga matahari, bukan dengan tenaga listrik. Sistem pengeringannya menggunakan bahan polycarbonate yang mampu bertahan 10 hingga 30 tahun. "Solar dryer dome ini sangat membantu petani atau pelaku usaha karena proses pengeringannya lebih mudah,” ujar salah satu narasumber, Mentari Sanda. Petani, kata Mentari, disarankan untuk memasukkan produk ke dalam dome di pagi hari kemudian sinar matahari akan masuk dan terserap panasnya ke dalam dome. Lantai dome terbuat dari beton / semen sehingga suhu panasnya merata dan tidak bocor. “Keuntungan menggunakan dome dibanding pengeringan tradisional adalah pengeringan menjadi dua kali lebih cepat. Selain itu pada saat malam hari petani tidak perlu mengeluarkan produknya dari dome, produk menjadi lebih hygiene dan terhindar dari serangga,” lanjutnya. Petani hortikultura asal Karangasem – Bali, Pak Mandi menceritakan pengalamannya melakukan pengeringan menggunakan solar dryer dome. “Pengeringan dengan solar dryer dome sangat membantu sekali dalam mengeringkan cabai Bali, saya panen waktu mendung dan langsung dimasukkan ke dalam solar dryer dome, hasilnya cabai kering sampai bagian dalam, cabai tidak berjamur dan warna masih merah,” ujar Pak Mandi. Narasumber lain, Lisda S Damanik menuturkan Pak Mandi sangat senang terbantu dengan prasarana ini. “Dulunya beliau membutuhkan waktu 7-10 hari untuk mengeringkan cabai, itu pun ada yang busuk dan terbuang. Setelah menggunakan solar dryer dome pengeringan hanya butuh waktu kurang dari 5 hari dan dengan tingkat kekeringan 90-100%. Hasilnya bisa dimanfaatkan karena semua tidak ada yang busuk maupun terbuang.” Lisda juga menekankan bahwa polycarbonate pada solar dryer dome ini sangat berperan penting untuk menjaga mutu hasil hortikultura yang dikeringkan. “Keunggulan solar dryer dome ini umur produk lebih lama, aroma produk tetap kuat, rasa produk tidak hilang dan yang paling penting mutu berkualitas.” Peserta webinar ini memberikan banyak apresiasi kepada panitia penyelenggara, mulai dari petani, pelaku usaha hingga pakar akademisi. “Sebagai pelaku dan sedang merintis usaha pengolahan hortikultura, kegiatan ini sangat bermanfaat agar kita sebagai pelaku UMKM dalam mengeringkan hasil hortikultura tidak bergantung pada energi listrik. Kegiatan ini sangat menunjang aktivitas kami, semoga nanti ada kegiatan-kegiatan seperti ini berikutnya dan saya bisa bergantung,” ujar Dosen STIP-YAPI Bone, Andi. Sebagai penutup acara, Koordinator Pengolahan Hasil Hortikultura, Diah Ismayaningrum menekankan kepada para peserta webinar untuk selalu mengupayakan produk yang dihasilkan dalam keadaaan hygiene sewaktu melakukan pengeringan produk. “Sangat dianjurkan sekali agar mengeringkan dengan menggunakan solar dryer dome supaya bapak/ibu tidak perlu lagi menjemur hasil olahannya di lantai. Sesuai dengan kaidah Good Manufacturing Practices GMP bahwa dalam pengolahan produk hasil hortikultura harus food grade dan aman dikonsumsi sehingga ketika hasil panen tersebut diolah rasanya tidak banyak berubah dan warna tetap terlihat bagus,” ujar Diah. BACA JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini
Sugiartomengatakan Impack Pratama dan Covestro berambisi mendistribusikan 50 unit Solar Dryer Dome sepanjang 2017 dengan harga unit paling kecil mencapai US$6.000 atau nyaris Rp80 juta. Produk tersebut akan dipasarkan kepada kelompok petani kecil, perkebunan skala besar, hingga perusahaan produk pangan multinasional yang menjalin kemitraan
Pandemi yang Terjadi Tidak Memadamkan Semangat Mahasiswa UGM untuk Mengabdi kepada NegeriDesain Solar Dryer Dome yang dibuat oleh mahasiswa khususnya padi merupakan komoditas utama Desa Wonowoso, yakni sebuah desa yang terletak di Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Demak, Provinsi Jawa Tengah. Luas area persawahan Desa Wonowoso yaitu 168 ha 72%, sedangkan luas area tanah keringnya yaitu 65 ha 28% [1]. Di Desa Wonowoso sendiri terdapat bantuan alat pengering padi, tetapi belum bisa digunakan karena kapasitas panen yang belum mencukupi batas penggunaan alat tersebut, yakni 10 ton. Oleh karena itu, proses pengeringan padi di Desa Wonowoso masih dilakukan secara konvensional, yakni dengan memanfaatkan panas matahari yang dilakukan di lahan kosong, seperti di jalanan, halaman rumah, lapangan, dan lain-lain. Cara tersebut merupakan cara yang kurang efektif dan efisien. Lebih lanjut, di Desa Wonowoso juga terdapat usaha intip goreng dan kerupuk yang memerlukan panas matahari untuk proses dari permasalahan tersebut, Dawam Faizul Amal yang merupakan salah satu mahasiswa peserta KKN-PPM UGM Kuliah Kerja Nyata-Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat Universitas Gadjah Mada Periode 2 Tahun 2021 yang melaksanakan KKN di Kecamatan Karangtengah, khususnya Desa Wonowoso, melaksanakan program kerja “Perancangan Teknologi Pengering Solar Dryer Dome untuk Mengeringkan Hasil Pertanian dan Olahan Usaha Masyarakat”. Program kerja tersebut yaitu berupa perancangan desain Solar Dryer Dome untuk mengeringkan hasil pertanian, seperti padi yang merupakan komoditas utama Desa Wonowoso. Selain itu, Solar Dryer Dome juga dapat digunakan untuk mengeringkan hasil olahan usaha masyarakat, seperti kerupuk dan intip goreng. Perancangan dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak SketchUp dan dilakukan dengan serinci mungkin sehingga menjadi mudah untuk Dryer Dome sendiri merupakan suatu teknologi yang berfungsi untuk mengeringkan hasil pertanian dengan memanfaatkan panas matahari. Penutup kubah Solar Dryer Dome terbuat dari bahan polycarbonate yang mampu bertahan hingga 10 tahun. Penutup berbahan polycarbonate tersebut dapat melindungi produk dari bahaya sinar ultraviolet yang dapat merusak warna, komponen kimia, dan aroma produk [2]. Solar Dryer Dome sendiri pertama kali ditemukan oleh Prof. Dr. Serm Janjai dari Universitas Silpakorn di Thailand. Dengan menggunakan Solar Dryer Dome, hasil panen dapat meningkat hingga 45% sehingga hal tersebut dapat meningkatkan tarap hidup petani secara signifikan [2].Solar Dryer Dome sangat bermanfaat untuk mengeringkan produk hasil pertanian karena dapat meningkatkan suhu di dalamnya hingga 100%. Peningkatan suhu tersebut dapat mempersingkat proses pengeringan secara signifikan. Selain itu, Solar Dryer Dome juga dirancang dengan beberapa exhaust fan yang berguna untuk menjaga kelembaban di dalam Solar Dryer Dome agar tetap kering sehingga proses pengeringan dapat bekerja secara beberapa alasan utama kenapa harus menggunakan Solar Dryer Dome, di antaranya yaitu 1 permasalahan pada sistem pengeringan tradisional, seperti produk yang dapat terkontaminasi debu dan kotoran, produk dapat menjadi rusak akibat ulah hewan, warna asli produk yang dikeringkan berubah banyak, faktor cuaca yang mengganggu proses pengeringan, serta sekitar 40% dari hasil panen menjadi cacat/busuk saat sedang dalam proses pengeringan; 2 manfaat luar biasa dari Solar Dryer Dome, seperti dapat mempersingkat waktu pengeringan, tahan terhadap cuaca, kerugian yang terjadi bisa dikurangi hingga 50%, produk menjadi lebih bersih, kualitas produk yang jauh lebih baik, dapat mempertahankan 80-95% nutrisi, suhu yang dapat disesuaikan, serta dapat menciptakan nilai lebih; dan 3 waktu pengeringan yang cepat jika dibandingkan dengan sistem pengeringan tradisional, bahkan bisa bersaing dengan alat pengering oven [3].Perbandingan waktu pengeringan Solar Dryer Dome dengan waktu pengeringan secara tradisional dan dengan oven [3].Solar Dryer Dome memiliki kapasitas yang bervariasi, mulai dari ukuran 8 x 6,2 m dengan kapasitas 200-300 kg, ukuran 8 x 12 m dengan kapasitas 400-600 kg, ukuran 8 x 20 m dengan kapasitas 1000 kg, dan ukuran 8 x 27 m dengan kapasitas 1500 kg. Produk yang dapat dikeringkan di antaranya yaitu sayur mayur, buah-buahan, ikan, udang, dan lain sebagainya [3]. Ukuran Solar Dryer Dome yang dirancang oleh mahasiswa UGM yaitu 8 x 6,2 x 3,75 m dengan kapasitas 200 - 300 kg. Solar Dryer Dome dirancang dalam dua bentuk, yakni Solar Dryer Dome untuk mengeringkan padi tanpa wadah pengering dan Solar Dryer Dome untuk mengeringkan kerupuk, intip goreng, dan sejenisnya dengan wadah pengering.Ukuran dan kapasitas Solar Dryer Dome [3].Desain Solar Dryer Dome yang dirancang oleh mahasiswa Solar Dryer Dome beserta yang diperlukan untuk mendirikan Solar Dryer Dome di antaranya yaitu panel surya 450 Wp sebanyak satu buah, baterai 12V 200AH sebanyak empat buah, controller 20A sebanyak satu buah, exhaust fan ukuran 8 in, 30W sebanyak 4 buah, dan inverter 220V sebanyak satu buah. Selain itu, dibutuhkan pipa besi hitam SCH40 1 in sepanjang 152 m, material polycarbonate 132 m², besi hollow 35 x 35 x 0,3 mm sepanjang 122 m, jaring kawat seluas 24 m², kabel 30 m, dan roda-roda wadah pengering sebanyak 92 kerja "Perancangan Teknologi Pengering Solar Dryer Dome untuk Mengeringkan Hasil Pertanian dan Olahan Usaha Masyarakat" dilaksanakan melalui proses yang panjang dan berliku, di mana selain dilakukan perancangan secara detail, desain yang dihasilkan juga dituangkan dalam bentuk poster, booklet, video, dan juga artikel. Pelaksana program kerja, Dawam Faizul Amal, mengatakan bahwa jumlah program kerjanya yaitu sebanyak empat buah program kerja di mana masing-masing program kerja memiliki luaran yang sama, yakni booklet, poster, artikel, dan juga video. Oleh karena itu, manajemen waktu menjadi tantangan yang luar biasa di mana harus membagi waktu untuk membuat 16 luaran program kerja serta agenda-agenda KKN lainnya yang memenuhi timeline setiap pengabdian melalui program KKN-PPM UGM ini merupakan perjalanan yang sangat mengesankan dan perjalanan yang tak akan pernah terlupakan. Ada banyak hikmah dan pelajaran yang dapat diambil dari perjalanan pengabdian ini, khususnya pengabdian di tanah wali Kabupaten Demak. Pelaksana program kerja berharap jika perancangan yang telah dilakukan dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat terkait desain perancangan teknologi pengering Solar Dryer Dome yang dapat membantu dalam mengeringkan hasil pertanian dan hasil olahan usaha masyarakat yang membutuhkan proses penjemuran. Selain itu, desain yang dirancang juga diharapkan dapat menjadi acuan bagi desa dalam pembuatan Solar Dryer Dome yang kaya akan manfaat sehingga diharapkan sektor pertanian dan UMKM desa menjadi semakin maju dan masyarakat desa menjadi semakin sejahtera.[1] BPS Kabupaten Demak, Kecamatan Karang Tengah dalam Angka 2019, Demak Badan Pusat Statistik Kabupaten Demak, 2019.[2] Teknovasi Sukses Mandiri, “Solar Dryer Dome,” [Online]. Available [Diakses 19 Juli 2021].[3] PT Impack Pratama Industri Tbk, Solar Dryer Dome, Jakarta PT Impack Pratama Industri Tbk.
Sistempengering menggunakan energi terbaharukan. dibuat dari produk anak bangsa PT Impack Pratama Industri Tbk, yang bekerja sama dengan Covestro dalam IB
MONITOR, Jakarta – Pengeringan banyak dilakukan pada olahan pertanian semisal produk hortikultura dengan cara mengurangi kandungan air. Tujuannya agar daya tahan produk hortikultura dapat terjaga lebih lama dengan kualitas yang baik. Pada umumnya petani maupun pelaku usaha pengolahan hasil hortikultura di Indonesia melakukan pengeringan mengandalkan sinar matahari. Meskipun metode ini murah namun produk yang dikeringkan seringkali mengalami kerusakan besar yang disebabkan oleh hujan, serangga, burung dan jamur. Indonesia terletak di garis khatulistiwa dengan radiasi matahari yang berlimpah sepanjang tahun. Penggunaan teknologi pengeringan matahari solar dryer dome dianggap sebagai solusi yang menjanjikan untuk masalah pengeringan. Di bawah Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo SYL, Kementerian Pertanian Kementan selalu berusaha merancang program yang berpihak kepada petani. Di mulai dari sisi hulu, pendampingan budidaya hingga pascapanen. Tercatat sejak 2019, Kementan memfasilitasi bangunan pengering solar dryer dome kepada pelaku usaha pengolahan yang selama ini masih menggunakan metode pengeringan tradisional, seperti pengeringan di lahan kosong, maupun di pinggir jalan dekat hunian petani. Tujuan pemberian bantuan ini supaya pelaku olahan hortikultura tidak lagi menghadapi tantangan kontaminasi dari debu, air hujan dan cahaya ultraviolet pada hasil olahannya. Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura, Bambang Sugiharto mengingatkan petani dalam menghasilkan produk yang kering perlu menjaga kualitas dan higienitas Advertisement - “Bantuan bangunan pengering tenaga matahari ini akan terus digenjot agar para petani/pelaku usaha hortikultura dapat menghasilkan produk yang berkualitas dan dapat dijual sampai ke luar negeri,” ujar Bambang. Dalam webinar Teknologi Pengolahan Hasil Hortikultura Sistem Pengeringan Dengan Tenaga Matahari Solar Dryer Dome yang dilaksanakan beberapa waktu lalu. Ditjen Hortikultura mengenalkan solar dryer dome berikut pemanfaatannya kepada para petani maupun pelaku usaha hortikultura. Dalam webinar ini Mentari Sanda menjelaskan, “Solar dryer dome merupakan pengeringan menggunakan tenaga matahari, bukan dengan tenaga listrik. Sistem pengeringannya menggunakan bahan polycarbonate yang mampu bertahan 10 hingga 30 tahun. Solar dryer dome ini sangat membantu petani / pelaku usaha karena proses pengeringannya lebih mudah,” ujar salah satu narasumber, Mentari Sanda. Petani, kata Mentari, disarankan untuk memasukkan produk ke dalam dome di pagi hari kemudian sinar matahari akan masuk dan terserap panasnya ke dalam dome. Lantai dome terbuat dari beton / semen sehingga suhu panasnya merata dan tidak bocor. “Keuntungan menggunakan dome dibanding pengeringan tradisional adalah pengeringan menjadi dua kali lebih cepat. Selain itu pada saat malam hari petani tidak perlu mengeluarkan produknya dari dome, produk menjadi lebih hygiene dan terhindar dari serangga,” lanjutnya. Petani hortikultura asal Karangasem – Bali, Pak Mandi menceritakan pengalamannya melakukan pengeringan menggunakan solar dryer dome. “Pengeringan dengan solar dryer dome sangat membantu sekali dalam mengeringkan cabai Bali, saya panen waktu mendung dan langsung dimasukkan ke dalam solar dryer dome, hasilnya cabai kering sampai bagian dalam, cabai tidak berjamur dan warna masih merah,” ujar Pak Mandi. Narasumber lain, Lisda S Damanik menuturkan Pak Mandi sangat senang terbantu dengan prasarana ini. “Dulunya beliau membutuhkan waktu 7-10 hari untuk mengeringkan cabai, itu pun ada yang busuk dan terbuang. Setelah menggunakan solar dryer dome pengeringan hanya butuh waktu kurang dari 5 hari dan dengan tingkat kekeringan 90-100%. Hasilnya bisa dimanfaatkan karena semua tidak ada yang busuk maupun Lisda juga menekankan bahwa polycarbonate pada solar dryer dome ini sangat berperan penting untuk menjaga mutu hasil hortikultura yang dikeringkan. “Keunggulan solar dryer dome ini umur produk lebih lama, aroma produk tetap kuat, rasa produk tidak hilang dan yang paling penting mutu Peserta webinar ini memberikan banyak apresiasi kepada panitia penyelenggara, mulai dari petani, pelaku usaha hingga pakar akademisi. “Sebagai pelaku dan sedang merintis usaha pengolahan hortikultura, kegiatan ini sangat bermanfaat agar kita sebagai pelaku UMKM dalam mengeringkan hasil hortikultura tidak bergantung pada energi listrik. Kegiatan ini sangat menunjang aktivitas kami, semoga nanti ada kegiatan-kegiatan seperti ini berikutnya dan saya bisa bergantung,” ujar Dosen STIP-YAPI Bone, Andi. Sebagai penutup acara, Koordinator Pengolahan Hasil Hortikultura, Diah Ismayaningrum menekankan kepada para peserta webinar untuk selalu mengupayakan produk yang dihasilkan dalam keadaaan hygiene sewaktu melakukan pengeringan produk. “Sangat dianjurkan sekali agar mengeringkan dengan menggunakan solar dryer dome supaya bapak/ibu tidak perlu lagi menjemur hasil olahannya di lantai. Sesuai dengan kaidah Good Manufacturing Practices GMP bahwa dalam pengolahan produk hasil hortikultura harus food grade dan aman dikonsumsi sehingga ketika hasil panen tersebut diolah rasanya tidak banyak berubah dan warna tetap terlihat bagus,” ujar Diah. - Advertisement -
. 300 438 442 58 430 338 158 310
harga solar dryer dome